RAKYAT.NEWS, KOTA BEKASIPemerintah Kota (Pemkot) Bekasi menegaskan kegiatan doa bersama menyambut pergantian tahun 2025 ke 2026 tidak menggunakan anggaran pendapatan dan belanja daerah (APBD).

Kepastian tersebut disampaikan Kepala Bagian Kesejahteraan Rakyat (Kabag Kesra) Setda Kota Bekasi, Agus Harpa Sanjaya, di tengah sorotan publik terhadap pelaksanaan acara tersebut.

Agus menjelaskan, seluruh rangkaian kegiatan doa bersama yang digelar di penghujung tahun murni bersumber dari swadaya organisasi perangkat daerah (OPD).

Menurutnya, secara administratif anggaran Pemerintah Kota Bekasi telah memasuki masa tutup buku pada akhir tahun sehingga tidak memungkinkan lagi penggunaan APBD.

“Anggaran pemerintah sudah tutup buku. Jadi kegiatan doa bersama ini tidak menggunakan APBD,” ujar Agus Harpa kepada awak media di lingkungan Pemerintah Kota Bekasi, Selasa (31/12/2025).

Ia merinci, bentuk dukungan OPD diwujudkan melalui partisipasi konsumsi. Setiap OPD menyumbangkan 100 porsi nasi goreng untuk makan bersama masyarakat yang hadir.

“Masing-masing OPD memberikan 100 nasi goreng, jadi total kurang lebih 4.000 nasi goreng untuk makan bersama. Ini non-APBD,” tegasnya.

Agus mengaku optimistis kegiatan doa bersama tersebut akan mendapat respons positif dari masyarakat. Antusiasme warga, kata dia, terlihat dari kesiapan panitia dalam mengantisipasi kehadiran peserta dalam jumlah besar.

Terkait teknis pelaksanaan, Agus menyebut panitia telah menyiapkan dua opsi lokasi menyesuaikan kondisi cuaca. Apabila hujan turun, lokasi acara akan dipindahkan ke dalam ruangan.

“Nanti kalau hujan, pindah ke Balai Patriot,” tutup Agus.

Kegiatan doa bersama ini merupakan tindak lanjut dari kebijakan Wali Kota Bekasi, Tri Adhianto, yang memutuskan tidak menggelar pesta atau hiburan besar dalam menyambut pergantian tahun. Pemerintah Kota Bekasi memilih pendekatan sederhana dan reflektif melalui doa bersama.

Kebijakan tersebut, menurut Tri, merupakan bentuk kepekaan sosial pemerintah daerah dalam merespons berbagai kondisi yang tengah dihadapi masyarakat, termasuk bencana alam yang melanda sejumlah wilayah di Sumatra dan Aceh.

“Kami tidak ingin memulai tahun dengan euforia semata. Tahun baru seharusnya menjadi momentum untuk menundukkan kepala, mendoakan keselamatan, dan memperkuat kepedulian sosial. Itu yang ingin kami bangun di Kota Bekasi,” ujar Tri dalam pernyataannya, Selasa (24/12/2025).

Tri menilai, pergantian tahun dapat dimaknai secara lebih substantif melalui refleksi dan doa bersama, bukan hanya perayaan. Ia menyebut doa bersama menjadi ruang kolektif untuk merenungkan perjalanan selama setahun sekaligus memohon ketenangan dan perlindungan di tahun yang akan datang.

“Dalam situasi apa pun, pemerintah harus punya kepekaan. Ada saatnya kita bersuka cita, ada pula saatnya kita memilih menahan diri. Tahun ini, Kota Bekasi memilih memulai dengan doa dan refleksi akhir tahun,” lanjutnya.

Pemerintah Kota Bekasi memastikan doa bersama dilaksanakan secara sederhana dan khidmat dengan melibatkan unsur pemerintah, tokoh agama, serta perwakilan masyarakat. Selain itu, warga juga diimbau menyambut pergantian tahun secara tertib dan menjaga kondusivitas lingkungan masing-masing. (Dirham)

YouTube player