RAKYAT.NEWS, JAKARTA – Ketua Gerakan Muda Nasional Cinta Tanah Air (Ganacita) Widya Sri Handayani menanggapi ramainya cuitan nitizen di Media Sosial soal Ijazah Calon Wakil Presiden Gibran Rakabuming Raka yang mendapatkan nilai lower second class honours (setara 48) atau setara IPK 2,3 bila di Indonesia.

Radya Sapaan Akrab Widya Sri Handayani mengatakan nilai tidak menjadi patokan untuk maju kepemilihan calon Presiden dan calon Wakil Presiden.

“Loh memang kenapa kalau nilai di ijazah skor 48 atau setara 2,3 misalnya, memang nilai menjadi tolak ukur untuk menilai pasangan calon presiden maupun wakil presiden,” kata Radya, Minggu (28/01/2024).

Perempuan yang juga aktivis di Kota Depok itu tak luput untuk memuji Gibran karena sudah memperlihatkan gagasan yang luar biasa dalam 2 kali pertemuan debat cawapres.

“Meskipun banyak yang bilang masih bocah, nilai ijazahnya segini nilai ijazahnya segitu, tapi Gibran sudah membuktikan dalam penampilan 2 kali debat dia memahami materi dibanding 2 Cawapres lain yang boleh dibilang lebih pengalaman dari Gibran,” Katanya.

Dia menyinggung terkait batasan minimal pendidikan Calon Presiden dan Calon Wakil Presiden yang sudah tertuang dalam undang-undang adalah SMA atau sederajatnya dan tidak ada batasan minimal nilai untuk itu.

“Kan yang saya tahu hanya batasan minimal pendidikan untuk mendaftar Calon Presiden dan Wakil Presiden itu kan Sekolah Menegah Atas (SMA) dan sederajatnya. Itu kalau gak salah juga yang meminta Megawati (Ketua Umum PDIP) peraturan tersebut dan disahkan undang-undangnya kenapa malah diributin hanya nilai segini atau setara segini, ” Ucap Radya.

Radya mengatakan, harusnya dengan Gibran bisa masuk dan bisa memimpin nantinya dengan nilai seperti itu bisa dipahami oleh perusahaan perusahaam baik BUMN atau swasta.

“Dengan angka seperti itu Gibran bisa maju sebagai Calon Wakil Presiden, saya berharap apabila Gibran nanti terpilih menjadi Wakil Presiden dapat merubah regulasi seperti. Bekerja di Perusahaan BUMN maupun Swasta tidak melihat pada nilainya Ijazahnya, tapi bagaimana kemampuan untuk bersaing mengisi posisi diperusahaan tersebut, agar semua anak diindonesia mendapatkan kesempatan untuk bekerja,” Pungkas Radya.

Gibran buka suara terkait ramainya Ijazah yang disetarakan dengan IPK 2,3

Gibran mengaku belum mengetahui soal unggahan yang viral di X itu. Bahkan, ia mempertanyakan siapa yang mengatakan nilai ‘Second Class Honours Second Division’ setara dengan IPK 2,3 di Tanah Air.

“(IPK) 2,3 itu menurut siapa? Enggak tahu saya (soal viral ijazah di media sosial). Apa dia tahu nilai-nilainya?” ujar Gibran.

“Dia punya ijazah saya? 2,3?” imbuhnya.

Namun, Gibran tak mempermasalahkan hal tersebut. Ia mengaku menerima segala masukan yang ada, termasuk dari warganet.

“Masa sih? Ya ndak apa-apa lah. Terima kasih masukan-masukannya,” kata putra pertama Presiden Joko Widodo itu.