Perayaan Maulid Nabi Muhammad, PWI Bekasi Raya Gelar Tasyakuran dan Teguhkan Persatuan
Dewan Penasehat PWI Bekasi Raya, Hendri Siregar, turut menyambut gembira terselenggaranya acara tersebut. Ia menilai momentum ini sangat penting pasca Kongres PWI pada 30 Agustus 2025 yang berhasil mengakhiri dualisme kepemimpinan.
“Kita sangat bersyukur, karena dengan hasil kongres kemarin, PWI kini kembali satu kepemimpinan. Tidak ada lagi dualisme yang selama ini menimbulkan keresahan, baik di pusat maupun di daerah, termasuk di Bekasi Raya,” ungkap Hendri.
Ia berharap dengan bersatunya PWI secara nasional, soliditas organisasi di Bekasi Raya semakin kuat, profesional, dan berdedikasi tinggi dalam memajukan seluruh anggota.
“Mari kita satukan barisan, termasuk rekan-rekan yang sebelumnya sempat berada di luar. PWI Bekasi Raya adalah rumah kita bersama untuk menjaga marwah organisasi,” pungkasnya.
Acara ditutup dengan doa bersama agar PWI Bekasi Raya semakin kuat, solid, dan mampu menghadirkan karya jurnalistik yang bermanfaat bagi bangsa dan daerah. Kebersamaan semakin terasa saat acara dilanjutkan dengan bakar ikan bersama di halaman sekretariat. Aroma ikan bakar yang menggoda berpadu dengan tawa dan obrolan hangat para wartawan, pengurus, serta undangan yang hadir.
Momentum sederhana itu menjadi simbol nyata bahwa perbedaan telah dilebur dan persatuan kembali ditegakkan. Api yang membakar ikan menjadi lambang semangat baru—hangat, menyatu, dan tak mudah padam.
Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, menegaskan kembali arti penting kebersamaan dalam kegiatan ini.
“Di sini kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tidak ada lagi sekat-sekat, yang ada hanya persaudaraan,” ujarnya.
Kebersamaan tersebut menegaskan bahwa PWI Bekasi Raya siap menatap masa depan dengan semangat baru—tidak hanya menjaga marwah organisasi, tetapi juga mempererat ikatan batin sebagai keluarga besar wartawan di Bekasi. (Dirham)

Tinggalkan Balasan