Sebut Terima Undangan Asal-asalan, Ketua PWI Bekasi Raya Layangkan Protes ke Pemkot
RAKYAT.NEWS, BEKASI – Ketua Persatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya, Ade Muksin, SH, melayangkan protes keras terhadap Pemerintah Kota (Pemkot) Bekasi.
Ia menolak hadir dalam acara Konsultasi Publik Proyek Kerja Sama Pemerintah dan Badan Usaha (KPBU) Pengolahan Sampah Menjadi Energi Listrik (PSEL) Kota Bekasi, Selasa (26/8/2025), lantaran menilai undangan yang disampaikan Pemkot dilakukan secara asal-asalan dan tidak menghargai profesi wartawan.
Undangan resmi yang seharusnya dikirim dalam bentuk fisik justru tidak pernah diterima PWI Bekasi. Bahkan, undangan baru dikirim melalui aplikasi WhatsApp oleh Sekretaris Dinas Lingkungan Hidup (LH) Kota Bekasi, Kiswatiningsih, kepada Sekretaris PWI Bekasi Raya, Michael LL Lengkong, hanya tiga jam sebelum acara dimulai.
Belakangan diketahui, distribusi undangan ternyata berada di bawah kewenangan Bappelitbangda Kota Bekasi. Fakta ini semakin menegaskan buruknya koordinasi antar-organisasi perangkat daerah (OPD) di tubuh Pemkot.
“PWI Bekasi memang tercantum di undangan resmi Pemkot pada urutan ke-89. Tapi undangan fisiknya tidak pernah sampai ke PWI maupun ke saya. Baru pagi ini dikirim lewat WhatsApp ke sekretaris saya, itu pun hanya tiga jam sebelum acara. Cara seperti ini jelas melecehkan organisasi pers,” tegas Ade Muksin.
Menurut Ade, tata cara penyampaian undangan yang dinilainya amburadul mencerminkan lemahnya manajemen pemerintahan. Ia menilai Pemkot tidak memiliki keseriusan menjalin hubungan kemitraan dengan insan pers.
“Wartawan bukan pelengkap acara seremonial. Kami adalah mitra strategis dalam menyampaikan informasi publik. Kalau undangan saja dilakukan sebatas formalitas tanpa etika komunikasi kelembagaan, berarti pemerintah tidak menghormati peran pers,” ujarnya.
Lebih jauh, Ade menekankan bahwa kritik ini bukan hanya persoalan teknis distribusi undangan, melainkan pengingat pentingnya membangun komunikasi yang sehat antara pemerintah dan organisasi pers.
“Kalau Pemkot Bekasi ingin bicara soal transparansi dan keterbukaan publik, maka langkah pertama adalah menghargai mitra pers. Jangan hanya butuh media ketika ingin publikasi, tapi di sisi lain memperlakukan wartawan seperti tamu pelengkap,” pungkasnya.
Meski demikian, acara konsultasi publik yang digelar Pemkot Bekasi tetap berlangsung dengan dihadiri sejumlah pejabat, lembaga, organisasi masyarakat, dan tokoh masyarakat. Namun, absennya Ketua PWI Bekasi Raya menjadi sorotan kritis yang menodai jalannya forum tersebut. (*)
Tinggalkan Balasan Batalkan balasan