RAKYAT.NEWS, BEKASIPersatuan Wartawan Indonesia (PWI) Bekasi Raya memperingati Maulid Nabi Muhammad SAW 1447 Hijriyah dengan menggelar acara bertajuk Bergema Bersholawat di Gedung Biru PWI Bekasi Raya, Jumat (5/9/2025). Kegiatan ini juga dirangkaikan dengan tasyakuran sebagai penanda berakhirnya dualisme di tubuh organisasi.

Acara yang dimulai pukul 14.00 WIB itu dihadiri pengurus serta anggota PWI Bekasi Raya. Suasana khidmat tercipta ketika sholawat menggema, sekaligus menjadi simbol kembalinya soliditas organisasi wartawan terbesar di Kota dan Kabupaten Bekasi.

Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, menyampaikan bahwa peringatan Maulid Nabi Muhammad SAW kali ini memiliki makna khusus. Selain meneladani ajaran Rasulullah, momentum tersebut juga menandai kembalinya PWI Bekasi Raya ke dalam satu kepemimpinan yang utuh.

“Hari ini, hari lahirnya baginda Nabi Muhammad Shalallahu Alaihi Wassalam pada 12 Rabi’ al-Awwal 2025 ini. Bagi kita yang memperingatinya, ini juga menjadi simbol bahwa PWI Bekasi Raya kembali utuh, solid, dan siap menjaga marwah organisasi wartawan,” tutur Ade Muksin.

Ia menegaskan bahwa tasyakuran ini bukan sekadar acara seremonial, melainkan sebuah pernyataan sikap bersama.

“Dualisme sudah selesai. Mari kita songsong babak baru dengan semangat kebersamaan. PWI adalah rumah besar wartawan, dan marwah organisasi harus kita jaga bersama,” tegasnya.

Sekretaris PWI Bekasi Raya, Michael L. Lengkong, menambahkan bahwa momentum Maulid Nabi dan tasyakuran ini juga menjadi ajang konsolidasi.

“Kita ingin tunjukkan bahwa wartawan Bekasi tetap solid, profesional, dan berdiri tegak sebagai mitra kritis sekaligus konstruktif bagi masyarakat dan pemerintah,” ujarnya.

Dengan semangat Maulid Nabi Muhammad SAW, kegiatan ini diharapkan dapat menanamkan kembali nilai keteladanan, persatuan, serta kepedulian sosial di kalangan wartawan. PWI Bekasi Raya, kata Michael, berkomitmen menjaga profesionalisme, memperkuat solidaritas, serta menjadi benteng pers yang independen dan bermartabat.

Dewan Penasehat PWI Bekasi Raya, Hendri Siregar, turut menyambut gembira terselenggaranya acara tersebut. Ia menilai momentum ini sangat penting pasca Kongres PWI pada 30 Agustus 2025 yang berhasil mengakhiri dualisme kepemimpinan.

“Kita sangat bersyukur, karena dengan hasil kongres kemarin, PWI kini kembali satu kepemimpinan. Tidak ada lagi dualisme yang selama ini menimbulkan keresahan, baik di pusat maupun di daerah, termasuk di Bekasi Raya,” ungkap Hendri.

Ia berharap dengan bersatunya PWI secara nasional, soliditas organisasi di Bekasi Raya semakin kuat, profesional, dan berdedikasi tinggi dalam memajukan seluruh anggota.

“Mari kita satukan barisan, termasuk rekan-rekan yang sebelumnya sempat berada di luar. PWI Bekasi Raya adalah rumah kita bersama untuk menjaga marwah organisasi,” pungkasnya.

Acara ditutup dengan doa bersama agar PWI Bekasi Raya semakin kuat, solid, dan mampu menghadirkan karya jurnalistik yang bermanfaat bagi bangsa dan daerah. Kebersamaan semakin terasa saat acara dilanjutkan dengan bakar ikan bersama di halaman sekretariat. Aroma ikan bakar yang menggoda berpadu dengan tawa dan obrolan hangat para wartawan, pengurus, serta undangan yang hadir.

Momentum sederhana itu menjadi simbol nyata bahwa perbedaan telah dilebur dan persatuan kembali ditegakkan. Api yang membakar ikan menjadi lambang semangat baru—hangat, menyatu, dan tak mudah padam.

Ketua PWI Bekasi Raya, Ade Muksin, menegaskan kembali arti penting kebersamaan dalam kegiatan ini.

“Di sini kita duduk sama rendah, berdiri sama tinggi. Tidak ada lagi sekat-sekat, yang ada hanya persaudaraan,” ujarnya.

Kebersamaan tersebut menegaskan bahwa PWI Bekasi Raya siap menatap masa depan dengan semangat baru—tidak hanya menjaga marwah organisasi, tetapi juga mempererat ikatan batin sebagai keluarga besar wartawan di Bekasi. (Dirham)

YouTube player