RAKYAT NEWS, BEKASI – Ketua MPC Pemuda Pancasila Kota Bekasi, Ariyes Budiman mendukung pernyataan Mantan Wakil Presiden RI Jusuf Kalla tentang stigma “Preman” yang sering dikaitkan dengan Organisasi Masyarakat (Ormas). Menurut Ariyes, seharusnya yang tepat adalah “Free Man.”

“Bukan Preman tapi Free Man yaitu orang bebas, tidak tergantung pada pemerintah,” tiru, Ariyes. Kamis (26/05/2025).

Ariyes mengenang, pada tahun 80-an ketika pertama kali bergabung dengan Pemuda Pancasila, tidak mudah baginya. Ia mengaku melewati berbagai tahapan, mulai dari anggota biasa hingga dipercaya menjadi Ketua MPC di Kota Bekasi untuk beberapa periode hingga saat ini.

“Memang benar di Pemuda Pancasila orang yang bertato itu banyak, dari tato cicak sampai buaya. Tapi coba tanya, 1000 orang patuh 1 Komando,” tuturnya.

Ia memberikan contoh, jika Ormas Pemuda Pancasila sedang melakukan orasi di suatu tempat, berapapun jumlah anggota yang ikut, saat ada perintah dari pimpinan, anggota langsung pulang.

“Ada telepon, Bang Yes itu (Anggota PP yang orasi) bawa pulang. Saya telepon ke Kabag. Ops Ormas PP di lapangan anggota suruh pulang,” ungkap dia.

Menurutnya, Pemuda Pancasila tetap patuh dan taat pada pimpinan tertinggi dengan slogan satu komando.

Sebelumnya, mantan Wakil Presiden Jusuf Kalla memberikan pandangan yang lebih manusiawi mengenai keberadaan preman di masyarakat. Ikrar menyebutkan bahwa menurut Jusuf Kalla, preman tidak selalu berarti buruk.

“Di masa lalu, beliau (Jusuf Kalla) itu menyatakan bahwa preman tidak selamanya buruk. Preman itu di dalam bahasa Inggris berarti Free Man, orang bebas, tidak tergantung pada pemerintah,” kata Ikrar, dikutip dari kanal YouTube pribadinya, Jumat (29/5/2025).

YouTube player